Ambon, SentralNusantara.com — Gonjang-ganjing di tubuh Bank Maluku Malut kembali mengemuka. Setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi mengumumkan hasil fit and proper test terhadap tiga calon manajemen baru pada akhir September lalu, hingga kini tak ada tanda-tanda pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) untuk menetapkan hasil tersebut.
Kondisi ini menimbulkan spekulasi di kalangan internal dan publik. Banyak pihak menilai pimpinan dan pemegang saham utama terkesan abai terhadap dinamika yang sedang terjadi, padahal langkah cepat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas dan kepercayaan nasabah.
Sumber internal bank yang enggan disebutkan namanya menyebutkan, keterlambatan pelaksanaan RUPS LB bisa berdampak pada proses transisi manajemen dan arah kebijakan strategis perusahaan ke depan. “OJK sudah memberi lampu hijau, tapi hingga sekarang belum ada tindak lanjut. Ini bisa menimbulkan ketidakpastian,” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah pengamat ekonomi daerah menilai persoalan ini bukan sekadar soal administrasi. RUPS LB yang mandek dianggap mencerminkan lemahnya koordinasi antara pemegang saham dan manajemen puncak. “Keterlambatan ini bisa menggerus kepercayaan publik terhadap Bank Maluku-Malut, apalagi di tengah sorotan terhadap kinerja dan kebijakan bisnis bank tersebut dalam beberapa waktu terakhir,” ujar salah satu analis perbankan di Ambon.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Bank Maluku-Malut maupun pemerintah daerah selaku salah satu pemegang saham terbesar. Publik kini menantikan langkah tegas manajemen dan pemegang saham untuk memastikan transparansi, stabilitas, serta arah baru bagi bank kebanggaan masyarakat Maluku dan Maluku Utara itu.







