“Anugerah Allah Melengkapi dan Meneguhkan Gereja Menuju Satu Abad GPM” (1 Petrus 5:10)
Ambon, SentralNusantara.com — Di antara gemuruh pujian dan doa yang bergema di Gedung Sinode, aroma perubahan terasa mengalir pelan. Di bawah cahaya lampu yang memantul di dinding bangunan tua itu, ratusan peserta Sidang Sinode ke-39 Gereja Protestan Maluku (GPM) duduk berhadap-hadapan , sebagian dengan mata menatap ke depan, sebagian lagi tenggelam dalam renungan.
Tahun ini, sidang bukan sekadar ajang rutin meninjau program pelayanan. Ia adalah penanda waktu, sebuah momen transisi menuju satu abad perjalanan iman dan pengabdian GPM. Gereja yang lahir dari denyut sejarah Maluku ini kini berdiri di ambang babak baru, dengan satu pertanyaan besar: siapa yang akan menakhodai kapal besar ini menuju abad berikutnya?
Tema sinode, “Anugerah Allah Melengkapi dan Meneguhkan Gereja Menuju Satu Abad GPM,” terdengar sederhana, namun mengandung makna yang dalam. Sebuah seruan agar gereja tak hanya berdiri teguh di atas warisan sejarahnya, tetapi juga siap menatap masa depan dengan keberanian dan iman yang sama kuatnya.
Dan di tengah riuh percakapan di koridor dan sela-sela sidang, tiga nama mencuat kuat, dibisikkan dalam nada harapan dan analisis:
Dr. Hengky Herson Hetharia, Pdt. Sacharias Izaak Sapulette, dan Pdt. Dr. Rudy Rahabeat.
Tiga figur dengan jalan pelayanan yang berbeda, tapi dipertemukan oleh satu panggilan : melayani gereja dengan kasih dan tanggung jawab di tanah para leluhur iman.
Dr. Hengky Herson Hetharia, Sang Akademisi di Tengah Pusaran Iman
Ia datang dari dunia akademik, namun langkahnya kini menjejak ruang sidang gereja. Sebagai mantan Rektor Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), Dr. Hengky Herson “Sonny” Hetharia dikenal sebagai sosok dengan pemikiran tajam dan kepemimpinan sistematis.
Di bawah kepemimpinannya, UKIM berbenah dari tata kelola, peningkatan akreditasi, hingga penguatan riset teologi dan sosial. Hetharia menghadirkan paradigma baru tentang bagaimana lembaga Kristen seharusnya berdiri, tangguh secara intelektual, terbuka terhadap perubahan, dan berakar pada nilai iman.
Kini, di panggung sinode, ia membawa visi serupa. Baginya, gereja harus menjadi lembaga yang tak hanya berkhotbah tetapi juga berpikir dan bertindak cerdas, berdaya, dan memberi ruang bagi inovasi.
Namun di balik semua itu, terselip tantangan yang tak ringan. Mampukah seorang akademisi menembus tembok birokrasi gerejawi dan menyentuh nadi kehidupan jemaat di pelosok-pelosok negeri?
Hetharia tampak memahami ujian itu. Ia percaya, pengetahuan tanpa empati hanyalah teori kosong dan gereja, bagaimanapun bentuknya, harus tetap dekat dengan luka dan harapan umatnya.

Pdt. Sacharias Izaak Sapulette, Sang Penjaga Stabilitas dan Arus Dalam Gereja
Tak semua pemimpin lahir dari keramaian. Sebagian tumbuh dalam kesunyian kerja dan konsistensi. Itulah Pdt. Sacharias Izaak Sapulette, Sekretaris Umum Sinode GPM periode 2020–2025.
Bagi banyak orang, ia adalah wajah keseharian gereja, orang yang memastikan roda organisasi tetap berputar, bahkan ketika badai pandemi melanda.
Sapulette dikenal tenang dan rapi dalam berpikir. Ia bukan sosok yang suka tampil di depan, tapi catatan tangannya ada di hampir setiap keputusan penting. Ia mengawal transisi, mengatur koordinasi klasis, dan menjaga komunikasi antarunit pelayanan tanpa kehilangan arah.
Kini, ketika namanya kembali disebut, banyak yang melihatnya sebagai simbol kesinambungan. Seseorang yang memahami jantung gereja dari dalam.
Namun di balik kekuatan itu, terselip pertanyaan, apakah stabilitas bisa berjalan beriring dengan pembaruan? Dapatkah ia memimpin transformasi tanpa kehilangan keseimbangan yang telah dibangunnya?
Sapulette, dengan ketenangannya yang khas, tampak siap menjawab : pembaruan tak harus berarti perubahan drastis, tapi kesinambungan yang diberi napas baru.
Pdt. Dr. Rudy Rahabeat, Suara Reflektif dan Nafas Pembaruan
Berbeda dari dua nama lainnya, Pdt. Dr. Rudy Rahabeat membawa aroma segar dari dunia refleksi dan gagasan. Sebagai Wakil Sekretaris Umum Sinode GPM, ia dikenal luas sebagai teolog, penulis, dan pembicara yang kerap menggugah dengan pandangan kontekstual.
Dalam tulisan-tulisannya, Rahabeat berbicara tentang gereja yang berpihak pada lingkungan, pada kaum kecil, dan pada masa depan anak muda. Ia melihat iman bukan sekadar doktrin, tapi daya hidup yang mendorong perubahan sosial.
Gaya komunikasinya yang terbuka dan bahasa teologinya yang modern membuat banyak kaum muda gereja merasa terwakili. Di matanya, GPM harus menjadi gereja yang transparan, digital, partisipatif, dan berpijak pada nilai-nilai keadilan sosial.
Namun sebagaimana setiap pemimpin muda, tantangannya adalah membumikan gagasan menjadi gerakan. Rahabeat kini berdiri di perbatasan antara refleksi dan realitas di mana ide-ide besar harus menemukan bentuknya dalam tindakan nyata.
Tetapi bagi banyak orang, keberaniannya berpikir berbeda sudah menjadi harapan tersendiri.
Tiga Jalan, Satu Tujuan
Hetharia, Sapulette, Rahabeat, tiga wajah kepemimpinan yang memantulkan tiga sisi kebutuhan gereja masa kini yakni pengetahuan, stabilitas, dan pembaruan.
Sidang Sinode ke-39 bukan hanya tentang siapa yang terpilih, melainkan tentang arah yang hendak ditempuh GPM menuju abad barunya.
Apakah gereja akan melangkah sebagai lembaga yang kuat secara kelembagaan?
Atau sebagai komunitas iman yang berakar dan inklusif?
Atau sebagai kekuatan moral yang berani bertransformasi di tengah dunia yang berubah cepat?
Pertanyaan-pertanyaan itu menggantung di udara, di antara lagu-lagu pujian yang terus mengalun. Tapi satu hal pasti, GPM sedang menulis bab baru dari kisah panjang pelayanannya.
Dan siapa pun yang akhirnya dipercaya menakhodai, ia akan memikul amanat besar, menjaga semangat sinodalitas, menumbuhkan kasih di tengah perbedaan, dan menuntun gereja untuk tetap menjadi terang bagi Maluku dan Indonesia.
Sebab, seperti tema sinode kali ini mengingatkan,
“Anugerah Allah-lah yang melengkapi dan meneguhkan gereja-Nya.”
Pemimpin boleh berganti, tapi kasih, pengabdian, dan harapan, itulah yang membuat gereja tetap hidup, bahkan di usia seratus tahun.









