Dengan mengusung tema “Festival Seni Islam sebagai Wadah Ekspresi dan Prestasi”, ajang ini diikuti 363 peserta dan official dari enam kabupaten/kota di Maluku. Kabupaten Maluku Tengah mengirim 54 peserta, Seram Bagian Timur 113, Buru Selatan 12, Buru 34, Seram Bagian Barat 60, dan Kota Ambon 89 peserta.
Pembukaan turut dihadiri Anggota DPD RI Novita Anakotta, Anggota DPR RI Saadiah Uluputty, pimpinan DPRD Provinsi Malukufan Kota Ambon, para Bupati dan Wali kota, Kepala Kanwil Kemenag Maluku, pimpinan OPD lingkup Pemprov Maluku, serta Ketua DPD LASQI kabupaten/kota se-Maluku.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Abdullah Vanath mengajak generasi muda Maluku untuk menjadikan ajang qasidah sebagai sarana menanamkan nilai-nilai perdamaian dan kebersamaan.
Menurutnya, kegiatan seni bernuansa islami ini tidak hanya memupuk prestasi, tetapi juga mempererat rasa persaudaraan di tengah keberagaman masyarakat Maluku.
“Rencana pembangunan tidak hanya soal fisik, tapi juga pembangunan jiwa dan rasa percaya. Penampilan paduan suara non-muslim dalam pembukaan ini menjadi simbol kebersamaan kita dalam perbedaan,” ujar Vanath.
Ia menegaskan pentingnya menjunjung kejujuran dan profesionalisme selama penyelenggaraan festival. “Hasil kegiatan ini bukan semata siapa yang menjadi juara, tapi bagaimana setiap anak muda yang terlibat dapat menjadi juru damai di lingkungannya.
“Lakukan dengan jujur, jangan ada ‘cawe-cawe’. Jika kita profesional, LASQI akan semakin dipercaya,” tegasnya.
Vanath juga memberikan apresiasi kepada Ketua DPW LASQI Maluku, Rohani Vanath, atas keberhasilan menyelenggarakan kegiatan tersebut dengan konsep yang lebih sistematis dan terbuka.
“Ini adalah lompatan besar bagi LASQI Maluku. Pemerintah mendukung penuh agar kegiatan seperti ini memberi dampak nyata bagi pembinaan seni dan budaya Islam di daerah,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPW LASQI Maluku, Rohani Vanath, menyampaikan bahwa festival ini merupakan momentum penting untuk menggali bakat seni qasidah di kalangan generasi muda.
“Kami memastikan penyelenggaraan berlangsung jujur, transparan, dan profesional agar menghasilkan talenta terbaik yang akan membawa nama Maluku di tingkat nasional,” ujarnya.
Rohani juga menegaskan bahwa LASQI harus menjadi wadah pembinaan karakter generasi muda agar terhindar dari perilaku negatif.
“Kami ingin menjadikan LASQI tempat tumbuhnya anak-anak Maluku yang berakhlak, kreatif, dan berjiwa damai,” tambahnya.
Ketua Panitia, Ayu Hasanusi, menjelaskan bahwa selain kompetisi, festival ini juga menjadi media pelestarian budaya dan dakwah Islam.
“Kegiatan ini bukan sekadar lomba, tapi juga sarana memperkuat semangat persatuan dan mencari bibit unggul yang akan mewakili Maluku di Festival Qasidah Nasional di Kendari, November mendatang,” katanya.
Tahun ini, Pemilihan Duta Qasidah Maluku mempertandingkan 17 kategori lomba, termasuk lomba eksibisi seperti fashion show islami. Para pemenang terbaik akan menjadi wakil Provinsi Maluku di ajang nasional tersebut.