Waka MPR Bicara Kesiapan Infrastruktur-SDM RI Antisipasi Overtourism di 2024

Jakarta, SentralNusantara.com – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong pengembangan infrastruktur dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang memadai dalam upaya mengantisipasi perkembangan sektor pariwisata nasional dan dunia yang diperkirakan meningkat (overtourism).

Pasalnya, Organisasi Pariwisata Dunia (United Nation World Tourism Organization/UNWTO) memperkirakan 2024 akan menjadi rekor kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia. Membludaknya jumlah wisman berdampak besar terhadap destinasi-destinasi mainstream.

“Upaya antisipasi perkembangan sektor pariwisata nasional harus direncanakan dengan matang, jangan sampai terjadi ketidaksiapan dalam menyambut gelombang kedatangan wisatawan yang diperkirakan meningkat,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangannya, Minggu (25/2/2024) dilansir dari detiknews.com

Diketahui, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan kedatangan 14 juta wisatawan mancanegara dengan devisa pada 2024 diperkirakan berkisar US$ 7,38 miliar-US$ 13,08 miliar. Selain itu target nilai ekspor ekonomi kreatif tercatat US$ 27,53 miliar.

Capaian pada rentang Januari-Juni 2023 devisa dari pariwisata Indonesia tercatat US$6,08 miliar dan nilai ekspor ekonomi kreatif pada rentang waktu yang sama tercatat US$11, 82 miliar.

Menurut Lestari, sejumlah target tersebut harus diikuti dengan strategi dan perencanaan yang matang dalam mempersiapkan daerah-daerah tujuan wisata yang berpotensi sebagai tujuan favorit para wisatawan

Sejumlah kawasan wisata super prioritas yang telah dicanangkan, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, harus benar-benar mampu mengantisipasi peningkatan permintaan yang diperkirakan.

Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu mendorong sejumlah destinasi wisata super prioritas di Tanah Air yang telah dicanangkan harus benar-benar mampu mengantisipasi kenaikan permintaan yang diperkirakan akan terjadi, serta mampu melibatkan masyarakat lokal secara aktif dalam pengelolaan kawasan wisatanya.

Pasalnya, kata dia, Indonesia memiliki banyak pilihan kawasan wisata yang indah dan menarik. Indonesia harus mampu menerapkan langkah strategis yang mampu mengatasi potensi kesenjangan sosial antara warga lokal dan pendatang, hingga potensi overtourism itu di sejumlah kawasan wisata yang ada.

“Seperti tujuan wisata Amsterdam, Belanda dan Hawaii, Amerika Serikat misalnya yang sudah mengalami overtourism, karena kedatangan wisatawan sudah melebihi daya tampung kawasan wisatanya,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, kolaborasi yang kuat antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah harus diwujudkan agar mampu menghasilkan kebijakan yang mampu meningkatkan kapasitas SDM, melestarikan lingkungan kawasan wisata, sekaligus infrastrukturnya yang mendukung pencapaian target sektor pariwisata nasional.

Pos terkait