Oleh : Maria Leunupun
Pilkada Maluku 2024 menghadirkan dinamika politik yang menarik sekaligus menantang. Seperti banyak daerah lainnya, Maluku dihadapkan pada pertarungan politik yang kental dengan nuansa kedaerahan, loyalitas partai, serta figur-figur kandidat yang memiliki sejarah panjang dalam pemerintahan dan birokrasi.
Pemilih di Maluku sangat dipengaruhi oleh ikatan sosial, adat, dan nilai-nilai budaya lokal yang kuat, yang sering kali menjadi landasan dalam menentukan pilihan politik mereka.
Salah satu faktor penting dalam Pilkada Maluku adalah peran para tokoh politik lokal yang telah memiliki rekam jejak panjang, baik dalam pemerintahan maupun partai politik. Misalnya, pencalonan Letjen TNI Purn Jeffry Rahawarin yang didukung oleh PDI Perjuangan dan PPP menggambarkan kuatnya pengaruh figur nasional dalam kancah politik lokal.
Selain itu, dukungan dari partai-partai besar seperti PDI-P, PPP, dan Gerindra menunjukkan bahwa pemilih di Maluku bukan hanya melihat program dan visi calon, tetapi juga keterhubungan mereka dengan jaringan partai besar yang memiliki pengaruh di tingkat nasional.
Dinamika pemilih di Maluku juga unik. Pemilih di sini tidak hanya mempertimbangkan aspek teknokratis atau programatik dari kandidat, tetapi juga latar belakang adat dan hubungan personal yang dibangun oleh kandidat selama bertahun-tahun.
Tokoh-tokoh yang memiliki hubungan baik dengan masyarakat adat atau dikenal secara luas dalam komunitas keagamaan sering kali mendapatkan dukungan kuat. Hal ini mencerminkan karakter pemilih Maluku yang sangat komunal dan terikat oleh hubungan sosial yang erat.
Namun, tantangan besar dalam Pilkada Maluku adalah mengatasi ketimpangan informasi dan partisipasi politik yang mungkin terjadi di wilayah-wilayah terpencil, seperti di Kepulauan Kei, Kepulauan Aru, Seram Bagian Timur, Maluku Barat Daya dan daerah lainnya yang sulit diakses. Kandidat harus mampu menjangkau pemilih di seluruh pelosok, memastikan bahwa suara-suara dari masyarakat pesisir dan pedalaman sama-sama didengar dan dipertimbangkan.
Selain itu, pertarungan antar-kandidat dalam Pilkada ini diwarnai dengan persaingan politik yang sengit, mengingat potensi wilayah Maluku, terutama dalam sektor perikanan, pariwisata, dan sumber daya alam.
Pemilih harus cerdas dalam menimbang janji-janji politik, tidak hanya berdasarkan hubungan personal, tetapi juga bagaimana kandidat mampu membawa perubahan dan pembangunan berkelanjutan bagi Maluku.
Kesimpulannya, Pilkada Maluku 2024 bukan hanya tentang memilih pemimpin daerah, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat Maluku menghadapi tantangan pembangunan di era modern.
Pemilih harus semakin bijak dalam menimbang calon-calon yang benar-benar mampu membawa kemajuan bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa meninggalkan kearifan lokal yang menjadi fondasi kuat bagi kehidupan sosial di Maluku.