Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena, menegaskan agenda ini bukan sekadar wacana, melainkan program prioritas yang telah ditempa melalui proses panjang dan penuh perhitungan. Sebelumnya, Pemkot telah melaksanakan job fit bagi seluruh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II), sebuah mekanisme uji kompetensi sekaligus evaluasi kinerja untuk memastikan penempatan pejabat pada posisi yang paling tepat.
“Nah, proses itu sudah kita lakukan lewat dua tahapan. Pertama, penilaian kinerja kepada pimpinan OPD yang menjabat lebih dari lima tahun. Kedua, job fit bagi seluruh pejabat tinggi pratama di Kota Ambon,” ujar Wattimena, Senin (11/8/2025).
Menurutnya, hasil uji kinerja telah diterima, sementara hasil job fit tengah ditunggu. Seluruh proses, kata Wattimena, telah memenuhi mekanisme resmi mulai dari seleksi panitia, izin Kemendagri, persetujuan BKN, hingga penerbitan depertek.
Bagi orang nomor satu di Kota Ambon ini, perombakan bukan sekadar mengganti kursi, melainkan momentum pembaruan. Tidak ada pejabat yang akan dinonjobkan, namun setiap orang akan ditempatkan sesuai bidang dan keahlian yang dimiliki. “Setelah hasil keluar, saya sudah memanggil satu per satu kepala OPD, menyampaikan hasil asesmen, harapan saya terhadap mereka, dan kontrak kinerja yang harus dijalankan sesuai 17 program prioritas Pemkot,” tegasnya.
Namun, pertanyaan yang menggelitik publik tetap menggantung, apakah nantinya ada posisi yang bergeser, tetap, atau bahkan dinyatakan non job? Jawaban itu akan terungkap pada 20 Agustus mendatang—hari yang mungkin menjadi titik balik wajah birokrasi Kota Ambon.
Dengan arah yang jelas dan tujuan yang tegas, Pemkot Ambon menapaki jalur menuju birokrasi emas—di mana integritas, profesionalisme, dan pelayanan publik menjadi nafas setiap kebijakan.