Ambon, SentralNusantara.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian (Diskominfo Sandi) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pattimura (FISIP Unpatti), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), serta Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Wilayah dan Kota Ambon, menggelar kegiatan Sosialisasi Literasi Digital di sekolah-sekolah di Kota Ambon.
Kegiatan yang menjadi bagian dari upaya menciptakan masyarakat digital yang cerdas ini, telah memasuki sekolah ketiga, yaitu SMP Negeri 14 Ambon, yang dilaksanakan pada Selasa (29/4/2025). Sebelumnya, sosialisasi serupa telah dilakukan di SMP Negeri 4 Ambon pada Februari dan SMP Katolik Ambon pada Maret 2025.
Acara di SMPN 14 Ambon diikuti oleh 300 siswa dan guru, dan dibuka secara langsung oleh Wakil Wali Kota Ambon, Ely Toisuta.
“Sosialisasi literasi digital ini sangat penting, karena teknologi berkembang begitu pesat. Kita perlu membentengi anak-anak sejak dini dengan pemahaman yang baik dan moralitas yang kuat dalam menggunakan gawai,” ujar Toisuta.
Wakil Wali Kota menambahkan, kegiatan ini mendukung salah satu dari 17 program prioritas Pemkot Ambon, yakni pengembangan Ambon sebagai Smart City. Karena itu, pendidikan literasi digital menjadi krusial, terutama untuk membangun kesadaran penggunaan gadget secara sehat di kalangan generasi muda.
“Anak-anak harus tahu apa yang boleh dan tidak boleh mereka akses. Jangan sampai penggunaan gawai justru membawa dampak negatif karena melihat konten yang belum pantas mereka konsumsi,” imbuhnya.
Ia juga menegaskan, Pemkot Ambon berencana memperluas kegiatan ini ke jenjang Sekolah Dasar (SD), mengingat saat ini anak-anak usia dini pun telah menggunakan perangkat digital.
“Kalau anggaran memungkinkan, kita akan lanjutkan sosialisasi hingga ke SD. Karena pengawasan bukan saja tanggung jawab orang tua, tapi juga guru di sekolah,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Diskominfo Sandi Kota Ambon, Sulian Sedubun, dalam laporannya menyampaikan bahwa literasi digital bukan hanya soal penggunaan teknologi, tetapi juga soal kemampuan menyaring, memahami, dan menyikapi informasi secara bijak.
“Konten negatif seperti pornografi, hoaks, dan isu SARA menjadi tantangan besar saat ini. Karena itu, literasi digital penting untuk membekali anak-anak dengan kemampuan berpikir kritis dalam berinteraksi di ruang digital,” jelas Sedubun.
Menurutnya, sosialisasi ini bertujuan memberdayakan individu—khususnya generasi muda—agar mampu memanfaatkan teknologi dengan tepat, bijak, dan bertanggung jawab.
Sekolah yang Telah Dikunjungi:
SMPN 4 Ambon (Februari 2025) – 50 siswa
SMP Katolik Ambon (Maret 2025) – 300 siswa
SMPN 14 Ambon (April 2025) – 300 siswa
Ke depan, kegiatan ini akan terus dilanjutkan secara bertahap di sekolah-sekolah lainnya di Kota Ambon sebagai bagian dari penguatan pendidikan karakter di era digital.