Langgur, SentralNusantara.com – Penjabat Bupati Maluku Tenggara (Malra), Jasmono, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia (RI), Hasto Wardoyo, ke wilayah tersebut. Kunjungan ini menjadi bukti nyata perhatian terhadap masalah kependudukan dan keluarga berencana (KB) serta percepatan penurunan angka stunting.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada Kepala BKKBN RI atas perhatian yang besar kepada Malra dalam proses percepatan penurunan angka stunting,” ungkap Jasmono pada kuliah umum program Bangga Kencana, Mahasiswa Peduli Kependudukan dan Stunting, di Hotel Kimson, Senin (27/5/2024).
Jasmono mengajak mahasiswa sebagai agen perubahan di Malra untuk membantu pemerintah daerah dalam mengatasi masalah kependudukan dan KB serta percepatan penurunan angka stunting.
Bersamaan dengan itu, Hasto Wardoyo menekankan pentingnya kesehatan reproduksi karena masih banyak mahasiswa (remaja) yang belum memahami kesehatan reproduksi. “Ini penting karena menciptakan generasi yang akan datang adalah proses reproduksi,” kata Wardoyo.
Wardoyo juga menekankan pentingnya menggunakan waktu dengan baik untuk melakukan berbagai hal kreatif dan inovatif. “Jangan biarkan waktu kita terbuang atau berlalu tanpa dimanfaatkan dengan baik. Waktu yang telah berlalu tidak akan kembali lagi, kalau ingin sukses maka lipatlah waktu,” ujarnya.
Menurut Wardoyo, waktu terbagi atas empat bagian: waktu yang penting dan mendesak, penting tapi tidak mendesak, mendesak tapi tidak penting, dan tidak penting serta tidak mendesak. “Kita harus mengajak masyarakat untuk makan ikan sebagai salah satu upaya mencegah penurunan angka stunting. Makan ikan harus dibudayakan dan dibiasakan karena ikan mengandung protein, vitamin, mineral, dan asam lemak omega-3,” jelasnya.
Wardoyo berharap mahasiswa bisa menggunakan waktu dengan baik, menghargai sesama manusia, menjaga kesehatan, menjaga diri, serta menghindari sikap individual dan hedonis. “Yang paling penting adalah jangan takut untuk move on,” pesannya.
Wardoyo juga mengingatkan bahwa jika ingin membangun keluarga yang tentram, mandiri, dan bahagia, seseorang harus dewasa dalam membangun jiwa dan raga secara utuh. “Kasus perceraian makin hari makin tinggi, karena itu kalau mau menikah harus dewasa. Tanda orang dewasa adalah mampu menahan diri dan memahami orang lain. Orang dewasa harus toleran dan bisa menerima perbedaan sehingga terhindar dari perceraian,” tutupnya.