“Angka stunting di Maluku Tenggara tinggal dua digit, mencapai target nasional tahun 2024 yaitu 14%,” ujar Kepala DPKKB Malra, Drs. Hi. Thalib Renhoran, usai mengikuti Rapat TPPS BKKBN RI bersama Pemerintah Daerah, mitra, dan stakeholder di Aula Kantor Bupati Malra pada Senin (27/5/2024).
Thalib Renhoran menuturkan, kunjungan Kepala BKKBN RI memacu semangat dan memberikan kontribusi positif terhadap penurunan angka stunting melalui program Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). Program ini berperan penting dalam pembangunan BKKBN.
“Dalam rapat TPPS, Kepala BKKBN RI memberikan apresiasi atas kinerja dan capaian, baik dalam pelaksanaan program Bangga Kencana maupun percepatan penurunan stunting di Maluku Tenggara,” ungkap Thalib.
Maluku Tenggara Terbaik dalam Contraceptive Prevalence Rate
Menurut Thalib Renhoran, Kepala BKKBN RI mengakui pencapaian Contraceptive Prevalence Rate (CPR) di Kabupaten Maluku Tenggara sebagai yang terbaik dibandingkan dengan 11 kabupaten/kota lainnya di Provinsi Maluku.
“Untuk perkawinan usia dini, Kabupaten Malra berhasil menekan perkawinan usia dini di bawah 24 tahun menjadi di atas 24 tahun,” tambahnya.
Penurunan Angka Stunting dan Dukungan BKKBN
Terkait angka stunting di Kabupaten Malra, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan angka 34%. Namun, data dari Elektronik Pencatatan Pelaporan Berbasis Gizi Masyarakat (EPPGM) menunjukkan angka yang lebih baik, yaitu 16%.
Renhoran menegaskan, kunjungan Kepala BKKBN RI memberikan apresiasi dan dukungan positif kepada dinas teknis untuk terus bersemangat bersinergi dengan OPD lain dalam menekan prevalensi stunting.
Launching Sekolah Lansia di Ohoi Wearlilir
Selama kunjungan di Langgur, Kepala BKKBN RI juga melaunching Sekolah Lansia di Ohoi Wearlilir, Kecamatan Kei Kecil pada Senin (27/5/2024). “Kabupaten Maluku Tenggara adalah daerah kedua di Maluku yang mempunyai Sekolah Lansia setelah Kota Ambon,” ujarnya.
Kepala BKKBN RI, didampingi Pj. Bupati Malra, Drs. Jasmono, M.Si, juga memberikan kuliah umum kepada mahasiswa di Kimson Center pada Selasa (28/5/2024) dengan tema “Mahasiswa Peduli Stunting”. Tema ini diangkat karena usia remaja tingkat mahasiswa rentan terhadap perkawinan usia muda, sehingga perlu sosialisasi kesehatan reproduksi.
“Dengan memahami kesehatan reproduksi, mahasiswa dapat mengetahui usia yang tepat untuk menikah dan melahirkan,” tutup Renhoran.