Diancam, Anggota DPRD Maluku Kecam Kelalaian Aparat Polsek Nusaniwe

Ambon, SentralNusantara.com – Anggota DPRD Provinsi Maluku, Suanthie Jhon Laipeny kepada sentralnusantara.com mengatakan jika dirinya mendapat ancaman dari seorang warga Dusun Airlouw, Niken Peea, pada Sabtu, 21 Desember 2023, sekitar pukul 20.00 WIT. Saat kejadian, Laipeny sedang memasang lampu Natal di lorong menuju rumahnya di Dusun Omputy, Negeri Latuhalat.

Insiden bermula ketika seorang oknum anggota TNI AL yang bertugas di Saumlaki mengejar seorang pengendara motor di bawah umur asal Negeri Seilale. Setelah berhasil mengejarnya, oknum tersebut diduga memukul anak itu di dekat sebuah kios di Omputy. Mendengar keributan, Laipeny datang untuk melerai dan meminta oknum tersebut pulang. Namun, sambil pergi, oknum tersebut justru mengeluarkan kata-kata makian dan ancaman.

Setengah jam kemudian, oknum TNI AL itu kembali bersama ayahnya, sejumlah kerabat, dan Niken Peea, yang diduga dalam keadaan mabuk. Kehadiran mereka memicu keributan yang membuat masyarakat sekitar keluar rumah. Tak lama berselang, sekelompok pengendara motor dari Negeri Seilale juga tiba di lokasi, mempertanyakan siapa yang memukul anak yang terlibat insiden sebelumnya.

Laipeny berusaha membubarkan massa yang berasal dari Omputy, Seilale, dan Airlouw. Namun, ia malah ditantang oleh Niken Peea dan oknum TNI AL yang mempertanyakan kapasitasnya sambil menunjuk-nunjuk wajahnya. Ayah dari oknum AL tersebut bahkan berteriak mengancam dengan mengatakan, “Saya akan bunuh orang, saya cabut jantung orang.”

Merasa terancam, Laipeny meminta RW setempat untuk menghubungi Kapolsek Nusaniwe. Namun, polisi baru tiba di tempat kejadian sekitar 20 menit kemudian, saat sebagian besar warga dari Seilale sudah meninggalkan lokasi.

Laipeny kemudian meminta Bhabinkamtibmas untuk mengamankan Niken Peea ke Polsek Nusaniwe. Namun, keesokan harinya, saat mendatangi Polsek untuk menyelesaikan persoalan, ia tidak menemukan Niken Peea di sana. Salah seorang petugas polisi malah memberikan jawaban yang dianggap tidak serius, mengatakan bahwa polisi telah mendatangi rumah Laipeny tetapi tidak menemukannya. Laipeny membantah pernyataan itu, mengungkapkan bahwa ia berada di rumah sepanjang pagi dan tidak ada yang datang. Polisi ternyata hanya pergi ke lokasi kejadian tanpa mencari tahu alamat rumahnya.

Niken Peea pun dipulangkan polisi dengan alasan sakit perut dan belum makan. Laipeny merasa dipermainkan oleh tindakan ini. Sebagai Ketua Fraksi Gerindra di DPRD Provinsi Maluku, ia meminta Kapolda Maluku untuk mengevaluasi kinerja Kapolsek Nusaniwe dan bawahannya, yang dinilainya lalai menangani kasus ini. Ia juga menyayangkan sikap Polsek Nusaniwe yang dianggap semena-mena terhadap hukum dan mendesak agar Kapolsek digantikan oleh sosok yang lebih bertanggung jawab.

Di sisi lain, Laipeny memberikan apresiasi kepada Kadispenal AL Ambon yang segera turun tangan setelah mendapatkan informasi terkait keterlibatan bawahannya. Kadispenal langsung mendatangi lokasi kejadian dan bertemu dengan Laipeny untuk mencari solusi sekitar pukul 23.00 WIT.

“Ini langkah yang baik dan patut diapresiasi,” ujar Laipeny. Ia berharap kasus ini menjadi perhatian serius bagi aparat penegak hukum, terutama menjelang hari besar keagamaan, di mana keamanan dan ketertiban masyarakat harus menjadi prioritas.

Pos terkait