Ambon, SentralNusantara.com – Jumlah angkutan becak di Kota Ambon mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Ambon, jumlah becak yang pada 2018 tercatat sebanyak 1.032 unit, kini hanya tersisa 323 unit pada tahun 2025.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Ambon, Yan Suitella, saat ditemui wartawan, Kamis (11/9/2025).
“Berdasarkan data, jumlah becak di Kota Ambon pada tahun 2018 adalah sekitar 1.032 unit, sedangkan saat ini jumlah becak hanya sekitar 323 unit,” ungkapnya.
Menurut Suitella, penurunan jumlah becak tersebut turut berdampak pada menurunnya pendapatan para tukang becak. Ia menyebut, kondisi ini bisa terjadi karena berbagai faktor, antara lain perubahan preferensi masyarakat dalam memilih moda transportasi serta meningkatnya persaingan dengan moda transportasi lain yang lebih modern dan cepat.
Ia menambahkan, sebelumnya Pemerintah Kota Ambon sempat memberlakukan sistem warna untuk mengatur operasional becak karena jumlahnya yang cukup banyak saat itu. Sistem ini membagi jadwal operasional becak berdasarkan warna cat:
Senin: becak warna kuning
Selasa: becak warna merah
Rabu: becak warna putih
Kamis: becak warna kuning
Jumat: becak warna merah
Sabtu: becak warna putih
Minggu: bebas beroperasi
“Namun, saat ini sistem warna tersebut sudah tidak berlaku lagi karena jumlah becak di Kota Ambon telah berkurang signifikan,” jelasnya.
Lebih jauh, Kadis Perhubungan Kota Ambon juga mengungkapkan bahwa pada masa lalu terdapat regulasi khusus terkait jalur becak. Salah satunya, becak dilarang melintas di Jalan Sultan Hairun dan Jalan Ay Patty. Namun, dengan berkurangnya jumlah becak, aturan tersebut kini tidak lagi menjadi fokus utama.
Dengan tren penurunan yang cukup drastis ini, Pemerintah Kota Ambon disebut perlu menyiapkan langkah antisipasi agar para tukang becak tetap memiliki akses mata pencaharian yang layak di tengah perkembangan moda transportasi modern.