Protes Masyarakat Adat: Pemasangan Hawear di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur

Langgur, SentralNusantara.com – Tabrakan antara tradisi dan modernitas terjadi di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur pada Kamis malam (14/3/2024), ketika sebuah tindakan tradisional mempengaruhi operasional bandara tersebut.

Sebuah hawear, simbol adat yang dipasang di pintu masuk bandara, menjadi sorotan setelah kelompok masyarakat adat ohoi Sathean memasangnya. Tindakan ini merupakan ekspresi dari ketidakpuasan mereka terhadap KPU Kota Tual, yang diduga melakukan ketidakadilan terhadap salah satu calon anggota legislatif dari daerah mereka.

Ohoi Sathean, bagian dari wilayah ratschap Ibra Ifit dengan pemimpinnya, Rat Kirkes, bertanggung jawab atas pemasangan hawear tersebut.

Dampaknya pun terasa, dengan jadwal penerbangan komersial yang terganggu pada pagi hari akibat insiden ini.

Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) bersikap tegas, melakukan pendekatan persuasif dan dialog dengan Rat Kirkes untuk memastikan kelancaran operasional bandara yang merupakan aset vital bagi wilayah tersebut.

Rat Kirkes menegaskan bahwa tanah bandara telah dibeli oleh Pemda Malra, sehingga tindakan masyarakat adat tidak relevan lagi. Dia juga menekankan pentingnya menjaga kestabilan dan kelancaran operasional bandara sebagai aset yang dilindungi oleh negara.

Meskipun demikian, hingga berita ini disiarkan, penerbangan di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur berjalan normal tanpa gangguan.

Pos terkait