KAP Jadi Strategi Utama Tingkatkan Kesadaran Imunisasi di Maluku

Ambon, SentralNusantara.com – Komunikasi efektif, khususnya melalui Komunikasi Antar Pribadi (KAP), menjadi strategi utama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi. Dengan pendekatan ini, orang tua diharapkan semakin memahami manfaat perlindungan imunisasi bagi anak-anak dari penyakit berbahaya.

Untuk mewujudkan hal ini, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dan Dinas Kesehatan Kota Ambon, dengan dukungan UNICEF Indonesia, bekerja sama dengan Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas) dan Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (Pokja RCCE+), menginisiasi program Jaga Bersama. Salah satu kegiatan unggulannya adalah Pelatihan Komunikator Kesehatan, yang berlangsung pada 15-16 November 2024 di Hotel Santika Premier, Kota Ambon.

Pelatihan tersebut diikuti oleh 46 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk anak muda, guru, tenaga kesehatan, dan organisasi masyarakat sipil dari Kota Ambon, Kabupaten Maluku Barat Daya, dan Maluku Tenggara. Fokusnya adalah membangun keterampilan komunikasi untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat terhadap imunisasi dengan metode KAP.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy, mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 membawa tantangan besar, termasuk maraknya hoaks yang memicu penolakan imunisasi. Akibatnya, capaian imunisasi di Kota Ambon belum optimal.

“Kegiatan ini sangat membantu memberikan pemahaman yang benar terkait imunisasi. Intinya adalah membangun komunikasi yang baik dengan orang tua agar mereka memahami pentingnya imunisasi dan bersedia melaksanakannya,” ujar Pelupessy.

Salah satu fokus imunisasi adalah vaksin HPV, yang diberikan untuk melindungi anak perempuan dari Human Papillomavirus (HPV), penyebab utama kanker serviks. Wendy menegaskan pentingnya langkah pencegahan ini untuk mengurangi risiko pengobatan mahal di masa depan.

Plt. Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Ambon, Corneles Moniharapon, menyatakan pihaknya telah memetakan sekolah-sekolah dengan siswa yang belum mendapatkan imunisasi. Data tersebut akan menjadi dasar untuk memprioritaskan program pelatihan komunikator kesehatan.

“Setelah pemetaan, kami merekomendasikan kepada orang tua agar anak-anak yang belum diimunisasi menjadi prioritas program ini,” ujar Corneles.

UNICEF juga mendorong peran aktif anak muda dalam kampanye imunisasi. Vania Santoso, Staf Keterlibatan Anak Muda dari UNICEF Indonesia, menjelaskan bahwa pemberdayaan anak muda sebagai komunikator kesehatan dapat dilakukan dengan cara kreatif, seperti membuat lagu atau permainan.

“Kami ingin anak muda memengaruhi lingkungan mereka, baik di sekolah, organisasi, maupun masyarakat,” kata Vania.

Dengan komunikasi yang efektif dan pendekatan kolaboratif, program ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan imunisasi di Maluku, khususnya bagi masyarakat yang selama ini menolak imunisasi.

Pos terkait