Ambon, SentralNusantara.com – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-450 Kota Ambon menjadi momentum penting untuk merefleksikan capaian pembangunan sekaligus menghadapi tantangan yang masih tersisa. Hal ini disampaikan Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, dalam laporannya pada Sidang Paripurna DPRD Kota Ambon, Sabtu (06/09/2025).
Menurut Wattimena, selama perjalanan panjang 450 tahun, Kota Ambon telah mengalami kemajuan signifikan di berbagai sektor. Namun demikian, ia mengakui masih terdapat persoalan yang perlu segera dituntaskan, seperti tingginya angka pengangguran, kualitas infrastruktur yang belum merata, serta persoalan penanganan sampah yang masih jauh dari optimal.
“Tahun ini kita mengusung tema ‘Bergerak Bersama Par Ambon, Maluku deng Indonesia Pung Bae’. Tema ini mengandung pesan bahwa pembangunan Kota Ambon hanya bisa tercapai jika seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan stakeholder berkolaborasi, bersinergi, dan berkontribusi secara nyata,” jelasnya.
Wali Kota menambahkan, menyambut HUT ke-450 ini, Pemerintah Kota Ambon telah menyusun RPJPD 2025–2045 serta RPJMD 2025–2029 sebagai pedoman arah pembangunan kota. “RPJMD menjadi acuan pembangunan Ambon untuk lima tahun ke depan,” katanya.
Berbagai program juga akan digulirkan bertepatan dengan peringatan HUT, antara lain pemberian bantuan modal usaha, pembentukan koperasi Merah Putih, penataan perparkiran, penertiban parkir tepi jalan, hingga peluncuran call center 112 sebagai layanan darurat menuju Ambon Smart City.
“Dengan kerja sama semua pihak, Ambon akan terus bergerak menuju kota yang maju, sejahtera, dan berdaya saing. Mari kita Bergerak Bersama untuk Maluku dan Indonesia Pung Bae,” tegas Wattimena.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Ambon, Morits Tamaela, menegaskan bahwa peringatan HUT ke-450 adalah kesempatan untuk mengapresiasi capaian sekaligus menyadari tantangan yang ada. Ia juga menyampaikan penghargaan kepada masyarakat, pemerintah, dan seluruh stakeholder yang telah berkontribusi dalam membangun Ambon.
“Semangat kebersamaan dan gotong royong dalam bingkai orang basudara, pela, dan gandong harus tetap menjadi fondasi pembangunan. Dengan kerja keras dan inovasi bersama, Ambon akan terus tumbuh menjadi kota yang lebih baik,” ujarnya.
Sidang Paripurna berlangsung khidmat, dengan peserta mengenakan pakaian adat Ambon, yakni baju cele dan kamanian, sebagai simbol pelestarian identitas budaya di tengah perayaan sejarah panjang Kota Ambon.