Tual, SentralNusantara.com – Sebanyak 35 mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Pattimura (UNPATTI) bergandengan tangan dengan warga dan Pemerintah Desa (Pemdes) di Pulau Dullah Utara, Kota Tual, dalam upaya menyulap wajah desa menjadi lebih bersih, indah, dan sarat nilai budaya.
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaboratif ini resmi dimulai pada 28 Juni 2025, dengan menggandeng tiga desa utama—Dullah Darat, Ngadi, dan Labetawi dalam aksi bersih-bersih serentak. Kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol dimulainya pengabdian mahasiswa, tetapi juga mencerminkan semangat gotong royong lintas generasi dan institusi.
Dukungan penuh diberikan oleh Pemerintah Desa di ketiga wilayah, mulai dari koordinasi lapangan hingga penyediaan sarana dan logistik. Kepala Desa Ngadi menyambut hangat kehadiran mahasiswa dan menyebut program ini sebagai momentum untuk membangun kembali kebersamaan warga dalam menjaga lingkungan.
Di Desa Labetawi, mahasiswa bersama warga dan perangkat desa membersihkan area masjid dan pemakaman. Koordinator Desa, Salman, menegaskan pentingnya menjadikan masjid sebagai ruang yang nyaman secara fisik, selain suci secara spiritual.
Sementara di Desa Dullah Darat, kegiatan difokuskan pada pembersihan area pantai dan panggung adat yang memiliki nilai budaya tinggi. Dengan dukungan langsung dari Rat atau Raja Dullah, Bapak Bayan Renuat, mahasiswa dan warga bersama-sama menghidupkan kembali semangat pelestarian warisan lokal. Koordinator desa, Seno, menyebut tempat tersebut akan dijadikan pusat kegiatan budaya dan pariwisata, sehingga menjaga kebersihannya adalah langkah awal dari rencana besar.
Kegiatan awal ini menjadi pintu masuk bagi lebih dari 150 program pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan selama masa KKN. Program-program tersebut meliputi pelatihan UMKM, edukasi lingkungan, hingga promosi budaya berbasis digital.
Koordinator Umum KKN, Erwin Uday, menyatakan bahwa kerja sama erat dengan Pemdes sangat membantu dalam menjangkau masyarakat. Ia menegaskan bahwa para mahasiswa tidak datang untuk menggurui, melainkan untuk belajar dan bekerja bersama masyarakat.
KKN kolaboratif ini menjadi contoh nyata bagaimana kekuatan akademik, jika berpadu dengan kearifan lokal dan kepemimpinan desa, dapat menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan. Semangat gotong royong, cinta lingkungan, dan pelestarian budaya menjadi nilai utama yang diusung dalam program ini.
Lebih dari sekadar bersih-bersih, kegiatan ini menanamkan kepedulian dan memupuk perubahan yang dirancang untuk bertahan hingga generasi yang akan datang.