BBL Tual Inovasikan Metode Pemuasaan Ikan, Efisiensi Pakan Capai 28 Persen

Tual, SentralNusantara.com – Balai Budidaya Laut (BBL) Tual yang berada di bawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku kembali menorehkan capaian dalam bidang teknologi budidaya ikan melalui inovasi metode pemuasaan ikan yang mampu menghemat pakan hingga 28 persen.

Dalam siaran pers yang diterima di Ambon, Rabu (18/6/2025), disebutkan bahwa inovasi ini digagas oleh Robert P. Maryunus, peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XIII Tahun 2025 dari UPTD BBL Tual. Hasil inovasi ini didiseminasikan secara resmi pada Senin, 17 Juni 2025 di kantor UPTD BBL Tual, dengan tema “Kurangi Pakan, Pacu Pertumbuhan Ikan”.

Maryunus menjelaskan bahwa selama ini biaya pakan menyumbang hampir 60 persen dari total biaya operasional budidaya ikan. Melalui metode pemuasaan ikan secara terjadwal, BBL Tual berhasil menekan penggunaan pakan tanpa mengurangi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan budidaya.

Ia menerangkan bahwa secara biologis, ikan yang dipuasakan secara rutin akan mengalami fase hyperphagia, yakni peningkatan nafsu makan yang muncul 2 hingga 3 hari setelah puasa. Kondisi ini membuat penyerapan pakan menjadi lebih efisien.

“Berdasarkan jurnal ilmiah, pemuasaan juga meningkatkan hormon tiroksin dan triodotironin dalam plasma ikan yang mempercepat pertumbuhan,” ujar Maryunus di hadapan stakeholder perikanan.

Uji coba metode ini dilakukan di bak percobaan dan keramba jaring apung menggunakan ikan kakap putih, sebagai komoditas potensial yang dikembangkan di Maluku. Dalam praktiknya, BBL Tual juga menambahkan suplemen berupa asam amino, multivitamin, dan probiotik guna menjaga kesehatan ikan selama frekuensi pemberian pakan dikurangi.

Maryunus menambahkan bahwa metode pemuasaan bukan hal baru secara global, namun masih jarang diterapkan secara operasional di Indonesia. Inovasi BBL Tual menjadi yang pertama mengujicobakan metode ini secara luas di wilayah timur Indonesia, terutama pada komoditas unggulan.

Ia menegaskan bahwa inovasi ini sejalan dengan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Di tengah tingginya biaya operasional, BBI milik pemerintah dituntut tetap produktif dengan biaya rendah untuk mendukung pembudidaya skala kecil dan menengah.

“Dengan pakan lebih hemat, margin keuntungan meningkat tanpa mengorbankan hasil produksi. Harapan kami metode ini bisa diadopsi lebih luas di Maluku dan kawasan timur Indonesia,” ujarnya optimis.

Diseminasi inovasi ini dihadiri oleh pembudidaya lokal, Politeknik Perikanan Tual, Cabang DKP Gugus Pulau VIII, Dinas Perikanan Tual dan Maluku Tenggara, serta siswa SMK Perikanan. Mereka juga mengikuti praktik langsung untuk memahami metode ini secara teknis di lapangan.

Melalui inovasi ini, BBL Tual semakin memperkuat peran sebagai pusat pengembangan teknologi budidaya laut di Indonesia timur guna mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan pesisir.

Pos terkait