Langgur, SentralNusantara.com – Dalam upaya mewujudkan Maluku Tenggara sebagai wilayah permodelan budidaya rumput laut yang telah ditetapkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Maluku Tenggara (Pemda Malra) membangun Laboratorium Kultur Jaringan.
Penjabat (Pj) Bupati Maluku Tenggara, Jasmono, menjelaskan bahwa Pemda telah menyiapkan 100 hektar lahan di dua Ohoi, yaitu Ohoidurtawun dan Dunwuhan, untuk pembangunan laboratorium ini bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Lahan seluas 100 hektar ini juga akan digunakan untuk proses pengeringan rumput laut. Pembangunan laboratorium bertujuan untuk mengatasi masalah ketersediaan benih rumput laut. “Laboratorium ini akan dimanfaatkan untuk membuat cikal bakal bibit rumput laut melalui rekayasa teknologi kultur jaringan, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan ketersediaan bibit rumput laut di daerah ini,” terang Jasmono kepada wartawan, Jumat 28 Juni 2024.
Jasmono menjelaskan lebih lanjut tentang keunggulan bibit yang diperoleh dari laboratorium tersebut. Pertama, kontinuitas ketersediaan bibit tidak tergantung pada musim atau cuaca. Kedua, pengembangbiakan rumput laut dengan kultur jaringan dapat menghasilkan jumlah bibit yang lebih banyak dibandingkan pendekatan konvensional. Ketiga, bibit yang dihasilkan memiliki kualitas unggul sehingga panen yang dihasilkan juga lebih menguntungkan.
Melalui pembangunan laboratorium ini, diharapkan mutu dan produksi rumput laut akan meningkat, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan petani rumput laut di Bumi Larvul Ngabal. “Inilah yang menjadi tujuan utama kita, yaitu seluruh kebijakan program dan kegiatan pembangunan harus diarahkan dan diorientasikan untuk memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Jasmono.
Untuk mendukung kebijakan ini, Pj Bupati Malra, Jasmono, juga meminta dukungan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku agar program ini dapat dilaksanakan secara sinergis dengan Pemerintah Provinsi Maluku.
