Festival Benteng Victoria 2025 Sukses Digelar, Ini Penjelasan Loupatti

AMBON, SentralNusantara.com – Festival Benteng Victoria 2025 sukses digelar dengan meriah dan sarat makna budaya. Mengusung tema besar “Toma”, kegiatan ini menjadi ajang perayaan sekaligus refleksi nilai-nilai kebersamaan masyarakat Maluku dalam bingkai tradisi dan sejarah.

Perwakilan dari Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, BPKW XX, Stenli R. Loupatti, menjelaskan makna filosofi di balik tema tersebut.

“Toma itu istilah yang menggambarkan semangat mendayung maju. Dalam konteks Maluku, mendayung adalah simbol dari semangat kepulauan—bagaimana kita melangkah maju dengan kebudayaan dan gotong royong,” terangnya kepada media, Sabtu (18/10/2025).

Menurut Loupatti, simbol mendayung merepresentasikan konektivitas antar pulau di Maluku yang dihubungkan oleh laut dan perahu sebagai lambang persatuan masyarakat kepulauan.

“Budaya mendayung menggambarkan bagaimana kita merangkai masyarakat dari satu pulau ke pulau lain untuk bersatu membangun Maluku. Itu sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi dan Kota Ambon, bahwa Ambon dan Maluku harus melangkah maju bersama,” jelasnya.

Ia juga menegaskan komitmen BPKW XX untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam merawat dan mempromosikan kebudayaan Maluku. Selain Festival Benteng Victoria, pihaknya juga akan mendukung sejumlah agenda budaya lainnya seperti Festival Banda pada November mendatang, peringatan HUT Kota Masohi, serta Upacara Tradisi Cakalele di Desa Pelau.

“Ini bagian dari komitmen kami untuk menjaga, merawat, dan melangkah maju bersama masyarakat melalui kebudayaan,” tegas Loupatti.

Festival Benteng Victoria 2025 tak sekadar menjadi panggung seni dan budaya, tetapi juga menjadi refleksi jati diri Kota Ambon sebagai kota yang berakar kuat pada musik, tradisi, serta semangat kebersamaan dari Timur Indonesia untuk dunia.

Pos terkait