“Kurang lebih 1.000 personel kepolisian, terdiri dari anggota Polresta Ambon, Polsek jajaran, Satuan Brimob Polda Maluku, dan Direktorat Samapta Polda Maluku, serta dukungan dari TNI dan pemerintah daerah yang akan menurunkan Satpol PP sebagai penguat pengamanan,” ungkap Kapolresta Pulau Ambon dan Pp Lease, Kombes Pol Driyano Andri Ibrahim kepada wartawan, Senin, 15 April 2024. Penempatan personel tidak hanya di lokasi pukul sapu, tetapi juga di tempat-tempat yang dianggap rawan gangguan kamtibmas.
“Selain itu, pos-pos pengamanan akan dibuat di titik-titik rawan gangguan terhadap kelancaran dan keselamatan lalu lintas, guna memastikan penjagaan dan pengaturan oleh anggota Polri,” jelas Kapolresta.
Untuk memastikan pengamanan, Kapolresta telah melakukan pengecekan persiapan pelaksanaan tradisi Adat 7 Syawal di Negeri Mamala dan Negeri Morella. Ini termasuk pertemuan dengan tokoh masyarakat, seperti Raja Negeri Mamala M. Ramli Malawat didampingi Ketua Saniri Negeri dan Panitia Acara, serta Raja Morella Fadil Sialana didampingi Staf Negeri Morella.
Dalam pertemuan tersebut, Kapolresta meminta dukungan dan kerjasama dari tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat adat, serta tokoh pemuda dan seluruh elemen masyarakat untuk menjaga keamanan dan kelancaran acara.
“Saya berharap acara tradisi pukul sapu yang telah menjadi ikon Maluku dapat tetap dilestarikan dan terselenggara dengan baik, dengan tujuan meningkatkan citra Maluku sebagai daerah yang aman, indah, dan damai,” pesannya.
Kapolresta Ambon juga mengingatkan untuk menghindari hal-hal yang berkesan negatif agar tidak menimbulkan stigma buruk di masyarakat tentang Maluku.
“Marilah kita menjaga situasi dan kondisi agar tetap aman dan kondusif, khususnya di wilayah Mamala dan Morella serta di seluruh wilayah Jazirah Leihitu dan sekitarnya,” demikian pesan Kapolresta.